Sabtu, 31 Desember 2016

Surat untuk jodohku...

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu..

Apa kabar Jodohku?
Apa kamu baik baik saja disana?
Semoga kamu selalu berada dibawah lindungan Allah Swt

Disetiap doaku, aku selalu menyelipkan namamu
Nama yang bahkan tak pernah ku ketahui siapa dirimu
Aku berharap kamu pun melakukan hal yang serupa ...

Jodohku.. bolehkah aku bertanya ??
Seperti apakah agamu?
Seperti apakah sosok dirimu?
Apa kau saat ini jauh dari jalanNya?
Ataukah kau selalu tetap berada di jalanNya?

Jika kamu masih berada jauh dari Jalan Allah, aku selalu berdoa agar Allah senantiasa memberikan petunjuk kepadamu agar kembali ke JalanNya

Tapi jika kamu adalah seseorang yang sangat dekat dan patuh terhadapNya
Aku selalu berdoa agar kau tetap istiqomah di JalanNya..

Jodohku, perlu kau ketahui aku hanyalah wanita biasa yang bahkan jauh dari kata solehah..
Aku hanyalah seseorang wanita yang sedang belajar untuk memperbaiki diri agar aku pantas bersanding denganmu..
Apakah aku pantas bersanding denganmu?

Dalam pernikahan nanti mungkin aku tidak bisa sesabar Asiyah,
tidak mempunyai loyalitas seperti Khadijah, Cintaku mungkin tidak semurni Mariam, Ketulusanku tidak seperti Aisyah, dan mungkin aku tidak bisa seteguh Fatimah.

Tapi ketahuilah aku hanya ingin menjadi istri yang sebaik baiknya bisa mendampingimu...

Menjadi istri yg mendinginkanmu disaat kamu marah
Menjadi istri yg membuatmu tersenyum disaat kau bersesih
Menjadi istri yg akan setia mendampingimu bahkan disaat titik terendahmu..
Dan menjadi makmum yang akan menuruti segala perintah imamnya selama dalam hal tidak melanggar aturan agama.

Jodohku... aku berharap engkau adalah orang yang pertama melamarku.
Karena aku tak ingin menolak dan menyakiti hati orang lain, dan sejujurnya aku tak ingin disakiti..
Jodohku.. aku harap nantinya kau bisa mencintaiku karena Allah dan kau bisa menyayangi keluargaku seperti engkau menyayangi keluargamu, begitupun dengan aku..

Jodohku... aku punya permintaan kepadamu
Jika suatu saat nanti kita bertemu, jangan pernah kau memintaku untuk menjadi kekasihmu. Tapi memintalah kepada Allah dan dekatilah Allah, Sang Maha Pencipta yang menciptakan aku dan kamu. Jika dalam istikharahmu dirikulah jawabannya, segeralah kau datang bersama kedua orangtuamu untuk meminta restu dari kedua orangtuaku. Karena aku yakin kamu jugalah jawaban dari istikharahku. Dan pastilah Allah akan menyatukan kita dalam hubungan yang halal yaitu "Penikahan".

Terima kasih karena kamu tetap memilihku.. Aku selalu berdoa kelak pernikahan kita akan membawa kita menjadi pribadi yang lebih dekat kepadaNya. Bimbinglah aku agar aku senantiasa menjadi istri dan ibu yg baik untuk masa depan kita.

"I Feel so blessed when I think of you
And ask Allah to bless all we do...
You're my love and my friend and my strenght and I Pray We're Together In Jannah"

Jakarta, 1 Januari 2017

Dewi Septiani


Senin, 10 Oktober 2016

ketika ujian datang...

Saat ujian itu datang... sebenarnya kamu memiliki dua pilihan. Pilihan pertama kamu semakin dekat denganNya atau pilihan kedua kamu semakin menjauhiNya.

Ya Allah ujian apa lagi yang Engkau berikan kepada Hamba.. Mengapa Ujian tak kunjung henti menghampiriku... apa salahku Ya Allah??

Itulah selalu yg aku ucapkan saat aku mengalami ujian. Saat ujian datang, awalnya aku marah, iya marah entah marah terhadap siapa.. Aku tak pernah menyangka kalau aku bisa menghadapi ujian seperti ini. Di usiaku saat ini aku mengalami kegagalan. Kegagalan yang tak pernah ku pikirkan sebelumnya. Tak ada yg bisa ku lakukan, hanyalah ratapan yang terucap dari mulutku. Berulang kali setan mencoba menghasutku untuk menyalahkan orangtua ataupun Allah sekalipun.. Astagfirullahaladzim...

Tetapi semua itu hanya sementara. Ketika aku melakukan hobbyku yaitu browsing internet, aku membaca sebuah link yang didalamnya terdapat sebuah hadist

Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku. Dan apaila ia mengingat-Ku (menyebut nama-Ku) dalam suatu perkumpulan manusia, maka Aku akan menyebut namanya di dalam suatu perkumpulan yang lebih baik dari perkumpulannya (baca: perkumpulan malaikat). Apabila ia mendekatkan dirinya kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya se-hasta, dan apabila ia mendekat kepada-Ku se-hasta maka Aku akan mendekat kepadanya se-depa. Dan apabila ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari-lari kecil. (HR. Bukhari, Ahmad, Tirmidzi).

Setelah membaca itu aku tersadar selama 25 tahun ini apa aku telah melaksanakan perintahNya dengan baik? Dan pantaskah aku menyalahkan Allah atas apa yang aku alami sekarang? Dan apakah aku selalu mengingatNya?Jawabannya adalah "Tidak". Aku sama sekali tak pantas menuntut Allah untuk mempertanggung jawabkan atas ujian ini. Ya Allah maafkan Hamba.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah [2]: 222).

Aku yang selama ini sering menyepelekan shalat 5 waktu, mengajipun terakhir ketika SMP dan masih banyak perintahNya yang tak aku laksanakan. Yang ada hanyalah aku yang selalu merasa senang melakukan apa yang diLarangNya.

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (QS. An-Nisaa’ [4]: 31).

Ternyata Allah ingin aku kembali menuju JalanNya. Jalan yang Engkau Ridhai. Sempat terpikir olehku mungkin jika aku tak menghadapi ujian ini, aku bahkan mungkin masih jauh dariNya dan bahkan mungkin aku tak akan sempat merasakan perasaan cintaku kepadaNya.

Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. (QS. Al-Baqarah [2]: 152).

Ujian itu datang karena Allah sayang terhadap kita sebagai HambaNya dan Allah ingin kita kembali kepadaNya.

Jika ujian membuatmu menyalahkanNya dan semakin Jauh dariNya mungkin kamu akan merasakan kesenangan sementara yang sifatnya didatangkan oleh syetan, tetapi kemudian kamu akan jatuh kedalam lubang permasalahan yang mungkin akan lebih sulit dari sebelumnya.

Tapi jika ujian membuatmu lebih dekat kepadaNya, sungguh seberat apapun ujian setelahnya Allah akan membantumu untuk melewatinya. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan ( Al Insyirah: 5-6).

Percayalah Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untukmu.

Bersabarlah yang baik, maka niscaya kelapangan itu begitu dekat.

Barangsiapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan,
maka ia pasti akan selamat.

Jakarta, 1 Januari 2017